Sabtu, 17 Januari 2009

Kalimantan Rusak

Penebangan kayu secara legal mempengaruhi 700.000-850.000 hektar hutan setiap tahunnya, namun penebangan hutan illegal yang telah menyebar meningkatkan secara drastis keseluruhan daerah yang ditebang hingga 1,2-1,4 juta hektar, dan mungkin lebih dari itu.
Penebangan hutan di Borneo tahun 1980an dan 1990an adalah penebangan yang paling intensif yang pernah dilihat dunia, dengan 60-240 meter kubik kayu dipanen per hektar dibandingkan dengan 23 meter kubik per hektar di Amazon. Menurut Curran, pada masa itu lebih banyak kayu yang di ekspor dari Borneo daripada Amerika Latin dan Afrika digabungkan. Di Kalimantan, sebanyak 80 persen dataran rendah dijadikan konsesi untuk kayu, termasuk seluruh hutan bakaunya yang tampak.
Kelapa sawit adalah bibit minyak yang paling produktif di dunia. Satu hektar kelapa sawit bisa menghasilkan 5.000 kg minyak mentah, atau sekitar 6.000 liter minyak mentah, ini membuat tanaman sawit menjadi tanaman yang paling menguntungkan bila ditanam di perkebunan yang luas. Sebuah studi terhadap 10.000 hektar kebun menunjukkan bahwa tingkat pengembalian modalnya mencapai 26 persen per tahun. Karenanya, banyak petak-petak tanah yang diubah menjadi perkebunan kelapa sawit. Penanaman kelapa sawit di Indonesia telah meluas dari 600.000 hektar di tahun 1985 hingga lebih dari 6 juta hektar di awal 2007, dan diperkirakan mencapai 10 juta hektar pada tahun 2010.
Cara tercepat dan termurah untuk mengosongkan suatu lahan baru untuk perkebunan adalah dengan pembakaran
Di tahun 1982-1983, lebih dari 9,1 juta are (3,7 juta hektar) terbakar di Borneo(Indonesia,Malaysia, & Brunei).
Kebakaran 1997-1998 adalah yang terbesar yang pernah diketahui. Sekitar 9,7 juta hektar hutan dan lahan non-hutan terbakar, serta diperkirakan menyebabkan kerugian ekonomi lebih dari 9 milyar USD dan melepaskan 0,8-2,5 giga ton karbon ke atmosfer. Di Kalimantan barat,tengah, timur dan selatan, lebih dari 6,5 juta hektar terbakar dan asapnya menyelimuti pulau tersebut. "Menyelimuti wilayah seluas 2.000 dari 4.000 km," menurut WWF.
Analisa satelit mengenai kebakaran di tahun 1997-1998 menjelaskan bahwa 80 persen dari kebakaran ini terkait pada pemegang ijin perkebunan atau penebangan hutan.
Bagaimana dengan penambangan?

Tidak ada komentar: